Minggu, 14 Juni 2009

Sejarah Pendirian TEKNOKRAT


Lembaga Pendidikan Teknokrat yang telah ditunjuk sebagai model percontohan Program Pendidikan Sistem Ganda (link and match) tingkat nasional, didirikan pada tanggal 19 Februari 1986 dengan menggunakan nama “Kursus dan Bimbingan Technocrat” atas izin Depdikbud (Depdiknas) Propinsi Lampung. Lembaga ini didirikan oleh Nasrullah Yusuf dengan bermodalkan sebuah motor bekas merk Bajaj yang dijual Rp 1.600.000,-. Pada awal berdirinya, hanya menggunakan satu gedung yang disewa Rp. 1.000.000,- pertahun, dengan perlengkapan yang didesain sendiri yaitu dua papan tulis kapur, 50 kursi kuliah dari kayu, satu meja tata usaha, dan tiga mesin tik manual.

Program yang diselenggarakan pada awal pendiriannya masih terbatas pada kursus Bahasa Inggris, Akuntansi, Bimbingan Belajar, dan Mengetik manual dengan dua orang tenaga pengajar pada saat itu, yaitu Nasrullah Yusuf dan Hernaini
Pada tahun 1995 Kursus dan Bimbingan Technocrat berganti nama dalam rangka Indonesianisasi menjadi Lembaga Pendidikan Teknokrat. Lembaga ini membawahi dua departemen yaitu Departemen Kursus dan Bimbingan, serta Departemen Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen.

Beberapa prestasi yang telah diraih oleh Lembaga Pendidikan Teknokrat baik di tingkat nasional maupun daerah, antara lain:

Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional Tahun 2000 (bidang Bahasa Inggris). Lembaga Pendidikan Teladan I Tingkat Nasional Tahun 1998 (bidang Komputer). Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional Tahun 1997 (bidang Akuntansi). Lembaga Pendidikan Teladan Harapan III Tingkat Nasional Tahun 1993. Lembaga Pendidikan Teladan Propinsi Lampung Tahun 1998 (Bahasa Inggris dan Komputer). Lembaga Pendidikan Teladan Propinsi Lampung Tahun 1990 dan 1993.


Dari perkembangan yang pesat dan prestasi-prestasi yang telah diraih Lembaga Pendidikan Teknokrat, Lembaga ini berusaha untuk meningkatkan peran sertanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan Perguruan Tinggi Teknokrat pada tahun 2000. Perguruan Tinggi ini terdiri dari tiga institusi, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)Teknokrat, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)Teknokrat dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA)Teknokrat.

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)Teknokrat telah mendapatkan izin operasional dan status badan hukum pada tanggal 8 Februari 2001 serta status terdaftar di Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dengan Nomor: 13/D/O/2001. STMIK Teknokrat memiliki dua Program Studi Strata Satu yaitu Teknik Informatika (TI) dan Sistem Informasi (SI), dimana ke dua program studi tersebut telah melakukan perpanjangan ijin operasional pada tanggal 3 Februari 2006 dengan nomor ijin perpanjangan No. 557/D/T/2006 untuk program studi Teknik

Informatika dan No. 558/D/T/2006 untuk program studi Sistem Informasi dan saat ini telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)Teknokrat telah mendapatkan izin operasional dan status badan hukum pada tanggal 9 Juni 2000 serta status terdaftar di Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 92/D/O/2000. AMIK Teknokrat memiliki tiga program studi yaitu Komputerisasi Akuntansi (KA), Manajemen Informatika (MI) dan Teknik Komputer (TK). Pada tanggal 3 Februari 2006 Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Teknokrat telah melakukan perpanjangan ijin dengan No. 563/D/T/2006 untuk program studi Teknik Komputer, No. 564/D/T/2006 untuk program studi Manajemen Informatika dan No. 565/D/T/2006 untuk program studi Komputerisasi Akuntansi dan saat ini telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA)Teknokrat telah mendapatkan izin operasional dan status badan hukum pada tanggal 9 Juni 2000 serta status terdaftar di Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 92/D/O/2000. STBA Teknokrat memiliki satu program studi strata satu yaitu Sastra Inggris dan dua program studi diploma tiga, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Pada tanggal 20 Juli 2005 STBA Teknokrat telah melakukan perpanjangan ijin dengan No. 2610/D/T/2005 untuk program studi Bahasa Jepang, No. 2611/D/T/2005 untuk program studi Sastra Inggris dan No. 2612/D/T/2005 untuk program studi Bahasa Inggris dan saat ini telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

WALI KOTA KUKUHKAN WISUDAWAN TEKNOKRAT


Sarjana harus kreatif dan inovatif menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri maupun lingkungan. Apalagi di tengah krisis global seperti ini lapangan kerja yang tersedia semakin sempit. Wali kota Bandar Lampung Eddy Sutrisno mengatakan hal itu pada wisuda Teknokrat tahun 2008 di gedung serba guna (GSG) Unila, Rabu (12/11). Apalagi menurut Eddy, kini jumlah sarjana terus bertambah dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. “Saya dahulu juga sarjana seperti anak-anakku semua kini, tapi dengan ketekunan dan kesungguhan, tidak mustahil kesuksesan akan diraih,” kata dia.

Perguruan Tinggi Teknokrat mewisuda 798 sarjana strata satu (S1), diploma tiga (D-3), dan diploma satu (D-1). Mereka berasal dari berbagai program studi, yakni S-1 Teknik Informatika, S-1 Sistem Informasi, D-3 Komputerisasi Akuntansi, D-3 Manajemen Informatika, D-3 Teknik Komputer, S-1 Sastra Inggris, D-3 Bahasa Inggris, dan D-3 Bahasa Jepang. Kemudian untuk Program Pendidikan Satu Tahun, yaitu Komputer Akuntansi, Komputer Informatika & Programming, Komputer Sekretaris, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Englis Global Program (EGP).


Sementara itu, Ketua Perguruan Tinggi Teknokrat H.M. Nasrullah Yusuf dalam sambutannya mengatakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa pada era kesejagatan. Lintas batas antar negara makin kabur. Dengan jarak makin sempit, kondisi ini membawa kita pada situasi global sehingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam percaturan dunia merupakan sebuah tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan kata lain, salah satu konsekuensi memenangkan kompetisi global adalah sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan memiliki integritas tinggi. Hal tersebut merupakan tugas berat perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang fungsi utamanya mencetak sumber daya manusia.


Dalam konteks yang lebih spesifik, perguruan tinggi merupakan wahana perjuangan untuk memajukan bangsa menjadi bangsa yang ideal, yakni bangsa yang kuat, mandiri, beradab, dan terhormat dalam percaturan dunia.


Untuk mewujudkan kondisi ideal ini tentu harus dibarengi komitmen yang tinggi dan fokus pada mutu berkesinambungan. Teknokrat merupakan perguruan tinggi yang lebih mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas. Hal tersebut dapat dilihat dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan telah diakui dunia internasional yang dibuktikan dengan diterimanya sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

HISPPI Magang ke Luar Negeri (NASRULLAH YUSUF PIMPIN DELEGASI PNF KE SINGAPURA DAN MALAYSIA)


Setelah sukses melaksanakan rapat kerja nasional yang dibuka oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono di Istana Negara, kali ini Dewan Pengurus Pusat Himpunan Seluruh Pendidik dan Penguji Indonesia Pendidikan Non Formal (HISPPI PNF) yang diketuai H.M. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A. menyelenggarakan kegiatan peningkatan mutu bagi para Pendidik Non Formal, Senin-Sabtu (17-22/11). Kegiatan yang dilaksanakan ini adalah pemagangan ke Singapura dan Malaysia. Sebelum pemagangan, kegiatan diawali dengan lokakarya Pedagogi/Andragogi dan perlombaan Tata Busana, Tata Boga, dan Teknologi Informasi yang dilaksanakan di Batam. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta perwakilan anggota dan pengurus DPD HISPPI PNF dari seluruh Indonesia.

Delegasi PNF ke Singapura dan Malaysia yang dipimpin oleh Nasrullah Yusuf ini dilepas oleh Direktur Pendidik Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK PNF) Dr. Erman Syamsuddin, S.H., M.Pd. Selain itu, dalam kesempatan ini Beliau juga menutup kegiatan lokakarya Pedagogi/Andragogi yang bertajuk “Meningkatkan Mutu Profesionalisme Pendidik Non Formal”.

Dalam sambutannya, Erman menyatakan sangat bangga dan memberikan apresiasi kepada HISPPI PNF yang selalu mengadakan kegiatan peningkatan mutu bagi para pendidik non formal. “Kegiatan ini sangat kreatif dan inovatif. PTK PNF juga akan selalu mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh HISPPI PNF”, ujar Beliau. Lebih lanjut, Erman juga menjelaskan kebijakan PTK PNF terhadap program peningkatan mutu pendidik kursus. Sebelum mengakhiri sambutannya, Beliau berpesan kepada HISPPI PNF agar dalam program pemagangan ini nantinya dapat terjalin kerjasama antara HISPPI PNF dengan lembaga luar negeri dan sinergitasnya ke Depdiknas (PTK PNF dan Kursus). Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk pertukaran, penerimaan atau pengiriman instruktur kursus”, tutup Beliau.

Tidak hanya Direktur PTK PNF yang berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Dr. Wartanto, M.Pd. juga berkenan menutup kegiatan perlombaan Tata Busana, Tata Boga, dan Teknologi Informasi.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama H.M. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A. mengatakan, bahwa lokakarya dan pemagangan ini bertujuan untuk saling bertukar pikiran, ilmu dan pengetahuan, serta informasi mengenai pengembangan dan peningkatan mutu Pendidikan Non Formal yang ada di Malaysia dan Singapura khususnya bidang kursus dan pelatihan. “Dengan mengetahui apa yang sesungguhnya diperlukan oleh pasar tenaga kerja di Malaysia dan Singapura atau negara lain, para Pendidik Non Formal ini dapat menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja handal dan berkualitas yang nantinya akan mendapatkan pekerjaan yang bermartabat”. Selain itu, Nasrullah juga mengatakan bahwa program magang ke luar negeri tidak hanya dilakukan tahun ini saja, tahun depan rencananya program magang akan dilaksanakan ke Australia dan Republik Rakyat Cina, ujar Beliau.

Kegiatan magang yang digagas oleh Nasrullah Yusuf ini diisi dengan studi banding dan city tour. Di Singapura studi banding dilaksananakan ke NIE Nanyang dan city tour ke Merlion Park. Sedangkan di Malaysia, studi banding dilaksanakan ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), dan City & Guilds (lembaga seritifikasi Pendidikan Non Formal), serta city tour ke Menara Kembar Petronas, dan Pusat Kerajaan Malaysia Putra Jaya.

Di NIE Nanyang Singapura kunjungan di sambut oleh Assistant Head, Admissions & Records, Foundation Programmes Office, Mrs. Tok Tan Kok Mui; Associate Dean, Teacher Professional Development, Graduate Programmes & Research Office, Prof. Steven Tan; dan Manger Circulation, Services, LIBRIS, Mr. Douglas Lau. Steven Tan menjelaskan bahwa untuk menjadi guru di Singapura harus menguasai tiga hal, yaitu skill, knowledge, dan values. “Selain itu seorang guru juga harus berjenjang minimal Strata Satu dan lulus pelatihan/training menjadi guru”, ungkap Beliau.

Di Universiti Kebangsaan Malaysia, peserta program magang ini disambut oleh Timbalan Dekan/Deputy Dean Penyelidikan dan Industri Fakulti Pendidikan, Prof. Dr. Ruhizan Mohammad Yasin; dan Timbalan Dekan Pengajar Siswajah & Antar Bangsa, Prof. Nadya. Saat memberikan sambutan, Prof. Dr. Ruhizan Mohammad Yasin menyatakan sangat bangga dan gembira atas kunjungan HISPPI PNF. Beliau juga mengungkapkan kekagumannya kepada HISPPI PNF yang telah aktif melakukan peningkatan mutu kepada para pendidik non formal. Selain itu, Beliau juga berharap adanya kerjasama yang dapat terjalin antara Universiti Kebangsaan Malaysia dengan HISPPI PNF.

Teknokrat Latih Manajemen Layanan Administrasi FMIPA UNILA


Perguruan Tinggi Teknokrat mendapat kehormatan untuk memberikan pelatihan Manajemen Layanan Administrasi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Kegiatan yang diwakili oleh Pembantu Ketua I STMIK Teknokrat, Y. Agus Nurhuda, S.Si. ini dilaksanakan di Aula Jurusan Fisika FMIPA Unila, Selasa (28/11). Kegiatan yang dihadiri oleh ketua program studi, dosen, dan mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Unila ini dibuka oleh Dekan Fakultas FMIPA Unila.
Sebagai Perguruan Tinggi pertama yang telah mendapatkan Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001:2000, wajar jika Teknokrat adalah pilihan utama dalam memberikan pelatihan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa Teknokrat tidak hanya profesional, tetapi juga telah berstandar internasional.

Saat memberikan materi, Agus Nurhuda menyampaikan bahwa Sistem Manajemen Mutu sangat berpengaruh sekali terhadap tingkat kemajuan suatu organisasi. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu yang baik harus dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan akan kegiatan-kegiatan yang terurai dalam proses-proses yang harus dijalankan. Tidak hanya itu saja, penetapan proses Sistem Manajemen Mutu juga harus memastikan efektifitas dan efisiensi dalam penerapannya serta mencerminkan interaksi antar proses-proses tersebut, papar Beliau.


Seminar Kekerasan Perempuan


TEKNOKRAT Gelar Seminar ”Kekerasan Atas Nama Cinta"Berbicara tentang cinta, khususnya di era sekarang tentu identik dengan hubungan sepasang remaja yang sedang mabuk kasmaran yang biasa disebut pacaran atau jalinan kasih. Dikalangan mahasiswa sering bermunculan anggapan bahwa kalau belum pacaran maka mereka tidak mempunyai kenangan indah semasa di kampus. Namun dibalik semua itu, sering kita temui adanya penyimpangan dari konsep cinta tersebut. Banyak kita lihat ditataran mahasiswa melakukan kekerasan atas nama cinta baik disadari atau tidak, langsung ataupun tidak langsung.
Terdorong oleh hal tersebut, belum lama ini Teknokrat bekerjasama dengan Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR menyelenggarakan sebuah seminar yang menarik dan patut untuk diulas lebih dalam bagi kaum muda khususnya para mahasiswa. Seminar ini diselenggarakan di Aula Perguruan Tinggi Teknokrat, selasa (2/12).
Kegiatan yang bertajuk ”Kekerasan Atas Nama Cinta” ini dibuka Ketua Yayasan Pendidikan Teknokrat yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Budiawan, S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Sastra Inggris STBA Teknokrat. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan kekagumannya terhadap penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan lebih terhadap para mahasiswa yang memang tidak diperoleh dibangku kuliah. ”Kami mengharapkan setelah kegiatan ini, para mahasiswa akan lebih mengerti dan paham akan artinya Kekerasan Terhadap Perempuan,” tutupnya.
Kegiatan yang mampu menarik minat 250 mahasiswa ini diisi oleh SN Laila selaku Direktur Eksekutif DAMAR yang menjelaskan mengenai definisi, batas-batas, bentuk dan ruang lingkup, sebab, dan dampak dari kekerasan terhadap perempuan. Selain Laila, Deddy Mawardi, S.H. selaku pengacara dan juga termasuk calon Anggota DPD RI Hasil Konvensi dari Koalisi Politik Demokratik juga ikut berpartisipasi. Disini Beliau mengupas tuntas pemahaman tentang ”Kekerasan Terhadap Perempuan” dari sudut pandang hukum.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman dan kepedulian mahasiswa dalam penegakan Hak Asasi Perempuan. Tidak hanya itu, mereka juga mengerti tentang kekerasan-kekerasan yang kerap dibalut dengan dalih ”Cinta” dan apa yang harus dilakukan sebelum atau ketika kekerasan sudah terjadi.

Enam Tahun Perguruan Tinggi Teknokrat


Untuk mengelola perguruan tinggi yang memperhatikan kualitas lulusan tidaklah mudah. Bahkan, Ketua PT Teknokrat Nasrullah Yusuf terus meningkatkan kemampuannya dalam manajemen perguruan tinggi dengan mempersiapkan SDM Teknokrat memenuhi sertifiksi dosen.
Menurut Nasrullah, keluarnya Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14/2005 adalah sebuah bentuk penataan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan di Indonesia. Karena itu, tahun ini Teknokrat menyekolahkan 6 dosen komputer di pendidikan S-2 di Universitas Indonesia dan satu dosen di Universitas Gadjah Mada.
Selain itu, sesuai dengan PP 19 tentang Standar Pendidikan Nasional, Teknokrat sudah memenuhi standar minimal, yaitu memiliki 2 dosen tetap lulusan S-2 di setiap program studi. "Keluarnya Undang-undang Dosen memacu perguruan tinggi untuk terus meningkatkan kualitas SDM dan kualitas lulusan. Kami komitmen memenuhi sertifikasi dosen bagi semua dosen Teknokrat," kata dia, Jumat (10-11).
Sebagai refleksi perjalanan Perguruan Tinggi Teknokrat yang sudah berusia 6 tahun itu, Nasrullah menceritakan awal pendirian Teknokrat dari sebuah Lembaga Kursus dan Bimbingan Technocrat. Lembaga pendidikan itu didirikan pada 19 Februari 1986, dengan bermodalkan uang Rp1,6 juta yang merupakan hasil penjualan motor berkas merek Bajaj. Uang itulah yang digunakan Nasrullah Yusuf untuk menyewa gedung bagi pelatihan dan kursus bahasa Inggris, akuntansi, dan mengetik manual.
Ketika masih berbentuk Lembaga Pendidikan Technocrat, Nasrullah bekerja sama dengan para karyawannya berhasil mengharumkan nama Lembaga Pendidikan Technocrat dengan meraih prestasi; Lembaga Pendidikan Teladan Provinsi Lampung (1990 dan 1993), Lembaga Pendidikan Teladan Harapan III Tingkat Nasional (1993), Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional untuk Bidang Akuntansi (1997), Lembaga Pendidikan Teladan I Tingkat Nasional Bidang Komputer (1998) dan Lembaga Pendidikan Teladan II Tingkat Nasional
Bidang Bahasa Inggris (2000).
Beranjak dari prestasi-prestasi itu dan kebutuhan masyarakat terhadap keterampilan dan pendidikan di bidang ekonomi dan komputerisasi, akhirnya didirikanlah Perguruan Tinggi Teknokrat pada 2000. Dengan mengusung misi mencetak lulusan Teknokrat menjadi lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif dan mandiri dengan bekal-bekal keterampilan dan keilmuan yang sudah ditempa di Teknokrat. Sampai sekarang ini, Teknokrat memiliki empat gedung kuliah dan tiga gedung utama. Dengan membuka tiga institusi, yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) dengan dua program studi: S-1 Sistim Informasi dan S-1 Tenik Informatika. Kedua, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK), memiliki 3 program studi: D-3 Komputerisasi Akuntansi, D-3 Manajemen Informatika, dan D-3 Teknik Komputer.
Selanjutnya, institusi ketiga, Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) dengan 3 program studi: S-1 Sastra Inggris, D-3 Bahasa Inggris, dan D-3 Bahasa Jepang.
Komitmen pemerintah Indonesia membina kualitas perguruan tinggi swasta melalui sistem akreditasi, Teknokrat berpacu meningkatkan kualitas dan melengkapkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar-mengajarnya.
PT Teknokrat menempa dan mempersiapkan lulusannya dengan berbagai ilmu dan keterampilan untuk bersaing di dunia kerja. Dan, salah satu ciri khas perguruan tinggi ini adalah semua mahasiswa Teknokrat harus lulus uji kompetensi sebelum melaksanakan ujian komprehensif (skripsi dan laporan praktek lapangan). Seperti yang dikatakan Nasrullah Yusuf, uji kompetensi memberi kemampuan dan keahlian khusus dengan standar kompetensi bagi lulusan.
Untuk lulus dari Teknokrat tidak gampang, mahasiswa wajib lulus ujian kompetensi umum sebelum ujian skripsi, Contohnya, ujian kompetensi program aplikasi, seperti trouble shooting dan jaringan komputer. Sedangkan untuk bidang akuntansi, mahasiswa harus lulus Program MYOB. Khusus untuk mahasiswa yang tergabung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotika dan Desian Animasi diwajibkan lulus uji kompetensi khusus. Selain keahlian khusus di uji kompetensi, mahasiswa Teknokrat juga diwajibkan mengikuti kuliah Kesekretarisan, Kewirausahaan, Manajemen Bisnis, dan Pengembangan Pribadi. Ini adalah mata kuliah umum yang wajib dilalui karena pelajaran itu merupakan modal untuk bersaing di dunia kerja.
Seperti, kuliah pengembangan pribadi sangat dibutuhan sebagai kesiapan mental dan optimisme menghadapi berbagai tantangan dan persaingan. "Orang-orang sukses tidak semuanya berasal dari orang-orang yang pintar, tetapi juga orang-orang yang bermental kuat, pekerja keras, dan punya semangat untuk selalu belajar."
Sedangkan untuk kewirausahaan, Teknokrat mengadakan entrepreneurship training, mahasiswa diberi modal dan diperkenankan membuka praktek dagang di Teknokrat.
Teknokrat tidak hanya memacu prestasi akademik mahasiswanya melalui kelengkapan fasilitas laboratorium dan perpustakaan, tetapi juga memacu prestasi dan penyaluran bakat mahasiswa dengan menyediakan berbagai unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yaitu UKM Interpreneurship Training Spririt, UKM Seni (paduan suara, tari, teater, dan musik), UKM Olahraga (Teknorat Football Klub, karate, tennis meja, aikido dan bola voli, dll.), UKM Desain Animasi, UKM Robotika, pers kampus, Teknokrat English Club, UM Islam, Gank of Debater, dan Nihongo Benkyou Kimochi Kurabu (Ninki Kurabu).
Kelengkapan fasilitas dan kualitas dosen dan karyawan laboratorium di PT Teknokrat membawa hasil pada berbagai prestasi yang diraih mahasiswa-mahasiswa Teknokrat, antara lain juara I dan II Paper Presentation yang diselenggarakan ASIAN law Student Association di Universitas Indonesia 2006 dan juara I Sakubun (mengarang dalam bahasa Jepang) yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan Japan Foundation 2006 dan juara II Quiz dan Chouai (menyimak) bahasa Jepang di Unpad. RIN/S-1

MAHASISWA TEKNOKRAT RAIH PRESTASI GEMILANG


Prestasi demi prestasi tak pernah luput dari genggaman tangan mahasiswa Teknokrat. Setiap tahunnya, mereka selalu memberikan prestasi yang membanggakan bagi perguruan tinggi tempat mereka bernaung, sebuah perguruan tinggi yang terkenal dengan mutu, kedisiplinan, dan inovasi-inovasi terbarunya. Selain itu, dengan prestasi yang mereka raih juga telah mengharumkan nama provinsi Lampung tak hanya ditingkat lokal melainkan juga nasional.
Di bidang Bahasa Jepang, dalam ajang bergengsi Pekan Bahasa dan Budaya Jepang ke-35 atau Dai 35 Kai Nihongo Nihon Bunkasai yang digelar tanggal 17–18 April 2009 di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, mereka kembali membuktikan kemampuannya. Ajang yang diikuti oleh perguruan tinggi se-Indonesia ini merupakan hasil kerjasama antara Universitas Padjajaran dengan The Japan Foundation Jakarta. Para mahasiswa yang berhasil menoreh prestasi ini adalah Adi Purwanto, berhasil mengantongi juara I Kana Kontes (menulis huruf Hiragana dan Katakana) dan juara I Kanji Kontes (menulis huruf Kanji); sedangkan Erwan Gunanto, mampu mengantongi juara III Kanji Kontes. Tahun 2009 merupakan tahun ke-4 bagi STBA Teknokrat memperoleh juara tingkat Nasional di bidang Bahasa Jepang secara berturut-turut.
Tidak puas sampai disitu, di bidang Bahasa Inggris, mahasiswa STBA Teknokrat kembali menoreh prestasi dalam ajang bergengsi 13rd English Competition Asean Law Student Association (ALSA) 2009. Ajang ini berlangsung tanggal 16-21 April 2009 di Universitas Indonesia dan diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi se-Indonesia. Adapun mahasiswa yang meraih prestasi di ajang ini adalah Nurul Janah, berhasil mengantoni juara II Speech (pidato); sedangkan Carolina Napitupulu menyabet juara II News Casting (baca berita). Tak mau kalah, Swaji MH Nusa dan Niluh Sri Suandari berhasil mengantongi juara II dan III Paper Presentation (Presentasi Makalah).
Disela kesibukannya, saat ditemui terpisah Ketua Yayasan Pendidikan Teknokrat, H. Mahathir Muhammad, S.E., M.M. menyampaikan rasa bangga yang tak henti-hentinya atas prestasi yang terus-menerus diraih oleh mahasiswanya. Menurutnya, latihan keras dan teratur yang dibarengi dengan keseimbangan fisik, semangat, dan didukung oleh arahan dari dosen pembimbing yang berkompeten dan profesional serta fasilitas modern dan memadai mampu memberikan dukungan besar terhadap pencapaian suatu hasil yang maksimal. Hal itu terbukti dari berbagai prestasi yang diraih oleh para mahasiswa. ”Satu Prestasi mampu mendatangkan manfaat besar untuk memberikan motivasi dalam mencapai Prestasi-prestasi gemilang berikutnya,” tutup Mahathir.

MEMBANGUN PATRIOTISME MAHASISWA


Dalam rangka meningkatkan jiwa patriotisme dikalangan mahasiswa, Komando Resor Militer 043/ Garuda Hitam Batalyon Infanteri 143/ Tri Wira Eka Jaya mengajak generasi muda bangsa khususnya para mahasiswa untuk lebih mencintai dan melindungi negaranya. Generasi ini tergabung dalam keanggotaan Resimen Mahasiswa Raden Intan Lampung. Mereka diikutsertakan dalam kegiatan Uji Siap Tempur Tingkat Regu Yonif 143/TWEJ T.A. 2009 di lapangan SMPN 3 Pekalongan.

Komandan Yonif 143/TWEJ, Let. Kol. Inf. Safrudin menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari, (27-29/5). Dalam sambutannya, Beliau mengatakan bahwa tidak ada seorang prajurit yang hebat tanpa berlatih. Lebih baik mandi keringat di medan latihan daripada mandi darah di medan pertempuran. Itulah semangat yang harus dimiliki oleh seorang prajurit yang mempunyai kegigihan dan kesungguhan untuk membela tanah air demi menjaga keutuhan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan generasi-generasi pengayom bangsa yang memiliki jiwa patriotisme.
Dikesempatan yang sama, Beliau juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini akan terus berjalan rutin. “Kami akan terus berlatih demi menghadang dan mencegah musuh yang akan menyerang bangsa Indonesia,” ujarnya. “Diakhir acara, tepatnya hari ke tiga, juga akan diisi dengan kegiatan Karya Bakti dengan masyarakat”, lanjut Beliau.
Dalam acara ini hadir Ketua Perguruan Tinggi Teknokrat, H.M. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A. sebagai undangan kehormatan. Pak Nas (sapaan akrabnya) menyambut baik acara ini dan berpendapat bahwa kegiatan ini akan membawa dampak yang sangat bermanfaat untuk para mahasiswa. “Saya bangga dan berterima kasih kepada Danyon yang telah memberikan kesempatan kepada Menwa Lampung sehingga mereka dapat secara langsung belajar dan berlatih untuk membela tanah air. Semoga mereka mampu menjadi generasi muda yang patriotis dan selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat Negara Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

TEKNOKRAT CIPTAKAN ANIMATOR HANDAL


Dunia animasi komputer dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, apalagi sejak diciptakannya animasi berbasis tiga dimensi (3D animation) yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi (Z-axis) maka objek dan pergerakannya hampir mendekati kenyataan aslinya. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau bergerak. Secara umum, menganimasi objek memiliki makna menggerakkan objek agar menjadi hidup.
Pendesain animasi di komputer yang lebih umum disebut animator. Adanya dunia animasi membuat impian para animator ini menjadi kenyataan, karena para animator dapat mengkreasikan sebuah objek atau efek yang tidak mampu dilakukan oleh seorang camera man. Misalnya membuat visualisasi angin topan, gunung meletus yang mengeluarkan lava panas, menghidupkan kembali monster dinosaurus yang sudah punah, merobohkan gedung, bahkan membuat pesawat meledak dan terbakar serta masih banyak lagi pekerjaan lain yang mustahil dikerjakan oleh camera man.
Tidak mau ketinggalan, Teknokrat yang selalu mengedepankan kemajuan di bidang teknologi juga melebarkan sayapnya untuk menciptakan animator-animator handal dan berkualitas, dengan membentuk tim Desain Animasi Teknokrat. Mahasiswa yang tergabung dalam tim desain animasi ini, memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka membuat film kartun yang ditujukan untuk melakukan kritik sosial dalam rangka pemilihan kepala daerah. Film kartun ini ditayangkan di stasiun TVRI Lampung sebagai iklan layanan masyarakat. Tidak seperti kebanyakan mahasiswa lainnya yang melakukan kritik yang bersifat anarkis sehingga meresahkan masyarakat.
Tidak puas hanya dengan membuat film kartun yang ditayangkan di stasiun televisi saja, tim desain animasi Teknokrat juga mengikuti Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. INAICTA merupakan agenda tahunan sebagai penghargaan untuk mendorong tumbuh kembangnya industri teknologi dan komunikasi di Indonesia. Cabang perlombaan yang diikuti untuk kategori e-Entertainment (game & animasi). Tema yang diangkat oleh tim desain animasi Teknokrat ini adalah Globalwarming, Kesehatan, Perekonomian, dan Pendidikan.

TEKNOKRAT INTERNATIONAL SEMINAR


Tahun 2009 merupakan tahun kedua bagi Teknokrat menghadirkan Native Speakers dari Amerika. Kali ini mereka hadir untuk mengisi acara Teknokrat International Seminar 2009 yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Teknokrat. Kegiatan ini berhasil digelar di ruang auditorium setempat kemarin, (1/6). Acara yang bertajuk “One Step Closer to American Culture” ini dibuka langsung oleh Pembantu Ketua I STBA Teknokrat, Hj. Hernaini, S.S. yang ditandai dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa tema yang diambil pada kegiatan ini berkaitan erat dengan salah satu mata kuliah yang dipelajari mahasiswa, yaitu Telaah Pranata Masyarakat Amerika (TPMA). “Mengkaji sastra Amerika tidak akan pernah luput dari sejarah dan kebudayaan masyarakat Amerika,” jelasnya.
Seminar kali ini jauh lebih meriah dibandingkan tahun lalu. Kemarin, native yang dihadirkan berjumlah 11 (sebelas) orang, mereka adalah: Jason Escol, Melissa Grubb, Norman Hare, Lou Isabell, Micheal Jordan, Krista Pace, Paul Rape, John Heller, Stiffany Turner, Adam Turner, dan Valerie. Masing-masing dari mereka berlatar belakang sebagai seorang dosen, guru, juga mahasiswa. Berbagai pengalaman dan pengetahuan mengenai sejarah, kebudayaan, dan sastra mereka sampaikan dalam seminar ini.

Norman Hare, salah seorang native dalam penjelasannya mengatakan bahwa kita bisa mengambil nilai-nilai moral (moral value), kejujuran (honesty), keyakinan (faith) dan rasa haru (compassion) melalui karya sastra. Selain Hare, wanita berparas cantik dan pandai bermain biola, Valerie menjelaskan bahwa musik juga merupakan salah satu media belajar bahasa Inggris. Tidak selesai sampai disini, acara dilanjutkan oleh para native yang unjuk kebolehan dengan mengajar di ruang-ruang kelas sebagai dosen tamu pada hari itu.
Menarik dan heboh, satu kalimat yang bisa dipetik terhadap acara ini. Pasalnya, acara ini mampu menarik minat lebih dari 400 orang peserta. Mereka tidak hanya terdiri dari mahasiswa STBA-LPBM Teknokrat melainkan juga termasuk guru SD/SMP/SMA bidang bahasa inggris dan siswa SMA se-Bandar Lampung. Selain itu, perusahaan, media cetak dan elektronik juga turut serta memeriahkan acara ini. “Semoga acara serupa dapat digelar kembali di tahun depan. Karena acara ini mampu memberikan pengetahuan lebih sehingga kami dapat membuka mata kami lebar-lebar mengenai luasnya sejarah dan kebudayaan Amerika yang ada,” ungkap salah seorang peserta.